Bagi teman-teman yang membutuhkan Rangkuman Pembelajaran PKN di SD Modul 9 - 12 bisa dilihat di sini,,,
semoga bermanfaat
MODUL
9
MODEL PEMBELAJARAN
PKN TEMATIS
DI KELAS I, II, DAN
III SD/MI
Kegiatan Belajar 1
Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas
I, II, dan III SD/MI
A. LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TEMATIS PKN SD/MI
1. Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu
sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi
dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.
Untuk kelas-kelas rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler diorganisasikan
dalam bentuk pembelajaran tematis.
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran
yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu
mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah.
Keterkaitan ini dapat terbentuk keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam
suatu atau beberapa mata pelajaran dengan kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan
sosial anak. Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu holistik, bermakna,
otentik, dan aktif.
Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
(Poerwadarminta, 1983)
Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum
tematis adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap.
Pappas dan Kiefer (1995) melaporkan bahwa model pembelajaran
tematik sangat cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran
tematik, yaitu:
a.
Pembelajaran tematik dimaksudkan
agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu setiap tema,
memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
c.
Usahakan pilihan tema yang terdekat
dengan anak.
d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar
yang akan dicapai daripada tema (Alunan, dkk., 2004)
Kekuatan/keunggulan
pembelajaran tematik:
a.
Pengalaman dan kegiatan belajar
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Menyenangkan karena bertolak dari
minat dan kebutuhan siswa.
c.
Hasil belajar akan bertahan lebih
lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d. Mengembangkan keterampilan berpikir
siswa dengan permasalahannya yang dihadapi.
e.
Menumbuhkan keterampilan sosial
dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah
menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran sbb:
a.
Mempelajari kompetensi dasar pada
kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran.
b. Membuat memilih tema yang dapat
mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan semester.
c.
Membuat matrik atau bagan hubungan
kompetensi dasar dengan tema/topik.
d. Membuat pemetaan pembelajaran
tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema.
e.
Menyusun silabus berdasarkan matrik/
jaringan tema pembelajaran tematik.
f.
Menyusun rencana pembelajaran
tematik.
6
langkah pembelajaran tematik menurut Dyah Sriwilujeng (2006), yaitu:
a.
Membuat/memilih tema.
b. Melakukan analisis indikator,
kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan tema dan membagi alokasi
waktu.
c.
Melakukan pemetaan hubungan
kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang telah dibuat).
d. Membuat pengelompokan jaringan
indikator.
e.
Melakukan penyusunan silabus.
MODUL 10
MODEL PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS
PORTOFOLIO DI KELAS IV, V, DAN VI
A.Konsep dan Hakekat Pembelajaran Portofolio
Pembelajaran portofolio adalah sebua
inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud
nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio
mengandalkan keaktifan siswa
untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara tekstual
dengan kontekstual di bawah bimbingan guru guna memperoleh sebuah pengalaman
langsung yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh masing- masing kelompok
siswa dengan masalah yang dipilihnya.
Langkah- langkah yang harus ditempuh oleh siswa maupun guru
:
1.
Mengidentifikasi masalah - masalah
kebijakan Publik di Masyarakat
2.
Memilih masalah untuk kajian kelas
3.
Mengumpulkan informasi tentang
4.
masalah yang akan dikaji kelas
5.
Membuat portofolio kelas
6.
Menyajikan portofolio
7.
Merefleksi pada pengalaman belajar
8.
Mengidentifikasi masalah- masalah
kebijakan public dalam masyarakat
9.
Memilih masalah untuk kajian kelas
10.
Mengumpulkan informasi tentang
masalah yang akan dikaji kelas
11.
Membuat portofolio kelas
12.
Menyajikan portofolio
13.
Merefleksi pada pengalaman belajar
Portofolio adalah kumpulan informasi
yang tersusun dengan baik yang menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public
yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas
(antar kelompok dalam kelas atau antar kelas dan bahkan antar sekolah. Portofolio
kelas akan berisi pernyataan- pernyataan tertulis, peta, grafik, photography,
dan karya seni asli.
B.Langkah -langkah
Model Pembelajaran Portofolio
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio
menurut Center for Civic
Education (2002:55 -7b) sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah
yang ada dalam masyarakat. Dalam tahap ini terdapat 3 kegiatan utama yang
dilakukan oleh siswa yaitu diskusi kelas, diskusi kelompok, dan tugas pekerjaan
rumah.
2. Memilih masalah
untuk kajian kelasLangkah-langkah yang dilakukan adalah
mengkaji informasi yang dikumpulkan yang dianggap
paling penting dan
mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji
dengan cara memilih satu masalah.
3. Mengumpulkan
informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas Langkah-langkahnya yaitu
mengidentifikasi sumber-sumber informasi, tinjau ulang pedoman untuk memperoleh
dan mendokumentasi informasi, dan pengumpulan informasi
4.Mengembangkan portofolio kelas Langkah -langkah pada tahap
ini menurut buku panduan guru “Kami Bangsa Indoneisa ...
.” Proyek Kewarganegaraan (2000:12) :
KEGIATAN
BELAJAR 2
Model pembelajaran portofolio siswa
dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi, juga dapat bekerjasama dengan
siswa lainnya. Adapun seksi/tahapan dalam sebuah portofolio adalah ;
1. Seksi penayangan, bagian ini memuatrangkuman masalah
secara tertulis, penyajian masalah dengan grafik, dan identifikasi sumber -sumber
informasi.
2.Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan -bahan
yang paling baik untuk
didokumentasikan
atau memberi bukti penelitiannya.
Dalam menyelenggarakan show case, guru sebagai pihak
penyelenggara hendaknya melakukan hal -hal sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
Refleksi
Pengalaman Belajar
Merefleksi maknanya adalah bercermin
pada pengalaman belajar yang baru saja dilakukan siswa, baik secara perorangan
maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini siswa diajak untuk melakukan
evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan dari refleksi ini
yaitu untuk belajar menghindari
kesalahan di masa yang akan datang dan meningkatkan kinerja siswa.
Panduan untuk merefleksi pengalaman siswa dengan beberapa pertanyaan -pertanyaan
berikut:
a. Melalui kerja sama dengan teman - teman sekelas, apakah
yang telah saya pelajari secara pribadi tentang cara-cara membuat suatu
kebijakan untuk mengatasi masalah?
b. Apakah yang telah kelas kami pelajari tentang cara- cara
membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah melalui pembuatan portofolio?
c. Keterampilan apa yang telah saya pelajari melalui
kegiatan ini?
d. Apa keuntungan bekerja dalam tim?
e. Apakah kerugian bekerja dalam tim?
f. Apakah yang telah kami lakukan dengan baik?
g. Bagaimanakah saya dapat meningkatkan keterampilan
memecahkan masalah?
h. Bagaimanakah kami dapat meningkatkan keterampilan
memecahkan masalah?
i. Apakah yang kami ingin lakukan secara berbeda, seandainya
kami membuat portofolio lain pada masa yang akan datang?
Hasil refleksi pengalaman belajar
tersebut dimasukkan sebagai bab kelima pada portofolio seksi dokumentasi. Oleh
karena hasil refleksi tersebut didasarkan atas refleksi individual dan refleksi
kelas maka hasil refleksi diletakkan secara terpisah. Dengan demikian, refleksi
hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a.
Mengembangkan sifat pembawa atau
karakter siswa berupa tanggung jawab individu; disiplin diri; sopan dan jujur
serta berani; menghormati hak-hak orang lain dan hukum; berpikir terbuka dan kritis;
negoisasi dan kompromi;ketekunan;dan berpikir kemasyarakatan
b.
Temuan kunci yang bisa didiskusikan
lebih lanjut, yaitu siswa yakin bahwa mereka bisa berbuat sesuatu di masyarakat
yang berbeda dengan kebiasaan yang selama ini mereka jalani di kelas; siswa
belajar bagaimana pemerintah bekerja untuk kepentingan masyarakat; siswa
mengembangkan komitmen untuk menjadi warga masyarakat yang baik; siswa terlibat
secara langsung dalam kegiatan- kegiatan kemasyarakatan; siswa dapat
mempelajari masalah -masalah yang dihadapi masyarakat sekitarnya; siswa dapat bekerja
secara kelompok.
MODUL 11
KARAKTERISTIK WARGA NEGARA INDONESIA
DALAM KKONTEKS INDIVIDU YANG BERBHINEKA TUNGGAL IKA
I. WARGA NEGARA
YANG CERDAS
A. KONSEP WARGA
NEGARA
1. Dilihat dari
asal kata
Warga negara
dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics (asal
katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen
melaksanakan kegiatan demokrasi secara langsung dalam suatu negara kota atau
Polis (suatu organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih
baik).
2. Menurut
Aristoteles
Warga negara
adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup
bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan
orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Warga negara
dibagi ke dalam dua golongan :
a. Yang menguasai
atau yang memerintah
b. Yang dikuasai
atau yang diperintah
3. Menurut Turner
Dalam bukunya
yang berjudul Civics in Action, menjelaskan bahwa warga negara adalah
anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum
tertentu. Pemerintah (government) adalah orang yang memerintah dan menguasai
dengan dibuat dan disusun hukumdengan tujuan mengatur kelompok masyarakat.
B. KARAKTERISTIK
WARGA NEGARA YANG CERDAS
Warga negara
yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab warga negara
yang cerdas harus memiliki dan melaksanakan kompetensi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Ricey
mengemukakan enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara :
1.
Kemampuan
memperoleh informasi dan menggunakan informasi
2.
Menjaga dan
membina ketertiban
Dalam hal ini, akan dapat terwujud bila setiap warga negara memiliki kesadarn
kuat terhadap peraturan yang berlaku serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Soerjono
Soekanto(1990),ada 4 indikator penting mengembangkan kesadarn hukum,(1)
pengetahuan hukum, (2) pemahaman, (3) sikap hukum, (4) perbuatan hukum
3.
Membuat
keputusan
Di sini warga negara yang cerdas (civic intelligence) adalah yang mampu
mengambil keputusan dimana tidak didasari sikap emosional, melainkan sikap dan
tindakan rasional, logis dan sistematis.
4.
Kemampuan
berkomunikasi
5.
Kerja sama
6.
Melakukan
berbagai Kepentingan dengan benar
Dalam kaitan ini, setiap individu harus memperhatikan kaidah atau norma yang
berlaku dalam masyarakat agar tidak terjadi interpersonal conflict
(pertentangan melibatkan individu satu dengan lainnya sebagai anggota masyarakat).
C. DIMENSI-DIMENSI
KECERDASAN WARGA NEGARA
Warga negara
yang cerdas ( civic intelligence ) sangat diperlukan bagi kelangsungan
hidup bangsa dan negara, tidak terkecuali bangsa Indonesia.
Warga negara
yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ( civic education ) tidak semata-mata memenuhi
kualifikasi cerdas secara intelektual ( Intellectual Quotion ) melainkan
cerdas secara emosional ( Emotional Intelligence ), cerdas
spiritual ( Spiritual intelligence ), cerdas secara moral ( Moral
intelligence ). Oleh karena itu penting untuk diusahakan bagaimana
memadukan dimensi-dimensi kecerdasan tersebut.
Warga negara
yang cerdas merupakan warga negara yang mampu memberdayakan segala potensi yang
dimilikinya serta diaktualisasikan dalam kehidupan riil.
Potensi dasar
mental yang dapat dikembangkan menurut Nursit Sumaatmadja (1998), meliputi :
1.
Minat ( sense
of interest )
2.
Dorongan ingin
tahu ( sense of curiosity )
3.
Dorongan ingin
membuktikan kenyataan ( sense of reality )
4.
Dorongan ingin
menyelidiki ( sense of inquiry )
5.
Dorongan ingin
menemukan sendiri ( sense of discovery )
II. WARGA NEGARA
YANG PARTISIPATIF
A. PENGERTIAN
PARTISIPASI
1. Partisipasi
lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam
berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan negara.
2. Bentuk
partisipasi menurut Koentjaraningrat ( 1994 ) :
a. Berbentuk
tenaga
b. Berbentuk
pikiran
c. Berbentuk
materi ( benda )
3. Unsur yang
harus dipenuhi warga negara berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa, bernegara,
dan berpemerintahan menurut (Wasistiono, 2003)
a. Ada rasa
kesukarelaan ( tanpa paksaan )
b. Ada keterlibatan
secara emosional
c. Memperoleh
manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya
B. PARTISIPASI
POLITIK
Pengertian
partisipasi politik menurut :
1. Rush dan
Althoff ( 1993 )
Keterlibatan
atau keikutsertaan individu warga negara dalam sistem politik.
2. Huntington dan
Nelson ( 1990 )
Mengartikan
partisipasi dalam konteks politik yang selanjutnya dikonsepsikan partisipasi
ppollitik, yaitu kegiatan warga negara preman (private citizen) yang
bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
3. Berdasarkan
beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing warga negara.
4. Partisipasi
politik secara teoritis ( Mas’oed dan MacAndrew, 2000 ) dapat dibedakan ke
dalam 2 bagian, yaitu partisipasi politik yang konvensional dan partisipasi
politik non ko
Contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik :
1. Mengkritisi
secara arif terhadap kebijakan pemerintah
2. Aktif dalam
partai politik
3. Aktif dalam
kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
4. Diskusi Politik
Sikap yang harus dihindari dalam berpartisipasi politik
:apatisme, sinisme, alienasi, anomie
C. PARTISIPASI SOSIAL
Partisipasi
sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas warga
negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan.
D. PARTISIPASI
DALAM BIDANG EKONOMI
Contoh
partisipasi dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan masyarakat antara lain :
1. Membayar pajak
2. Hemat dan
cermat dalam
3. Mensosialisasikan
gerakan gemar menabung
4. Menyisihakn
sebagian harta
5. Bagi pejabat
6. Menghimpun
modal
7. Mengembangkan
jiwa kewirausahaan ( entrepreneurship )
E. PARTISIPASI
DALAM BIDANG BUDAYA
Beberapa contoh
sikap dan perilaku yang mencerminkan partisipasi dalam bidang budaya, yaitu :
1. Menghilangkan
etnosentrisme dan chauvinisme
2. Mencintai
budaya lokal dan nasional
3. Melakukan
berbagai inovasi kreaatif untuk menyokong pengembangan budaya daerah.
III.
WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB
A. PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Pengertian
tanggung jawab menurut :
1. Ridwan Halim (
1998 )
tanggung jawab
sebagai suatu akibat lebih lanjut daripelaksanaan peranan,baik
perananitu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan
2. Purbacaraka (
1998 )
tanggung jawab
lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tip orang untuk
menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya
Dalam menggunakan haknya,setiap warga
negara harus memperhatikan beberapa aspek,yaitu :
1. Aspek kekuatan
yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut.
2. Aspek
perlindungan hukum (proteksi hukum) mengesahkan aspek kekuasaan yang memberi
kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya
3. Aspek
pembatasan hukum (retriksi hukum) yang membatasi dan menjaga jangan sampai
terjadi penggunaan hak yang melampaui batas sehingga menimbulkan akibat
kerugian bagi pihak lain.
Sedangkan dalam melaksanakan kewajiban maka aspek - aspek
yang perlu diperhatikan:
1. Aspek kemungkinan
dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu sungguh mungkin dan
mampu untuk mengemban kewajibanya.
2. Aspek
perlindungan hukum yang mengesahkan kedudukan pihak yang melaksanakan
kewajibannya sebagai pihak yang harus di lindungi dari adanya tuntutan
terhadapnya,apabila ia telah melaksanakan kewajibanya dengan baik.
3. Aspek
pembatasan hukum,yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan kewajiban oleh
setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari batas minimalnya
sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
3. Aspek
pengecualian hukum,yang memuat pertimbangan “jiwa hukum “dalam menghadapi
pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau pihak yang tidak memadai.
B. TANGGUNG JAWAB
WARGA NEGARA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Perwujudan tanggung jawab warga negara
terhadap Tuhan YME dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Mensyukuri
nikmat yang telah dikaruniakan Nya kepada kita semua.
2.
Beribadah
kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kkepercayaan masing-masing.
3.
Melaksanakan
perintahnya dan menjauhi laranganNya
4.
Menuntut ilmu
dan menggunakannya dalam kebaikan/
5.
Menjalin
silatur rahim (persaudaraan) demi terwujudnya masyarakat yang
aman,tentram,damai dan sejahtera.
C. TANGGUNG JAWAB
WARGA NEGARA TERHADAP MASYARAKAT
Sebagai anggota
masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab ,antara lain dapat
dilakukan dengan sikap sebagai berikut :
1. Memeliharkan ketertiban dan keamanan
hidup bermasyarakat.
2. Menjaga dan memelihara rasa persatuan
dan kesatuan masyarakat.
3. Meningkatkan rasa solidaritas sosial
dengan sesama.
4. Menghapus bentuk-bentuk tindakan
diskriminatif dalam kehidupan di masyarakat.
D. TANGGUNG JAWAB
WARGA NEGARA TERHADAP LINGKUNGAN
Tanggung jawab warga
masyarakat terhadap lingkungan dapat di wujudkan dengan contoh sikap atau
perilaku sebagai berikut :
1. Memelihara
kebersihan lingkungan,seperti tidak membuang sampah sembarangan.
2. Tidak
mengeksploitasi alam secara berlebihan,mengingat keterbatasan sumber daya alam
yang ada.
3. Menggunakan
teknologi yang ramah lingkungan,agar kebersihan dan keasrian lingkungan tetap
terjaga dengan baik.
E. TANGGUNG JAWAB
WARGA NEGARA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
Bentuk-bentuk
sikap dan perilaku warga negara yang mencerminkan perwujudan tanggung jawab
terhadap negara dan bangsa,yaitu sebagai berikut :
1. Memahami dan
mengamalkan ideologi nasional kita ,yaitu pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menjaga dan
memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia internasional sebagai
bangsa dan negara yang merdeka,berdaulat,berperadapan dan bermartabat.
3. Menjaga
persatuan bangsa dengan menghindari sikap perilaku yang diskriminatif.
4. Membina
solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesa.
5. Meningkatkan
wawasan kebangsaan agar senantiasa terbaina rasa kebangsaan,paham
kebangsaan,dan semangat kebangsaan pada setiap diri warga negara.
IV. WARGA NEGARA
YANG RELIGIUS DAN PENUH TOLERANSI
A. MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK RELIGIUS
Manusia adalah
homo religius artinya makhluk yang beragama,makhluk yang mempunyai keyakinan
akan kekuasaan Tuhan YME yang menguasai alam jagad raya besarta seluruh makhluk
hadup lainya di dunia.
B. PENGERTIAN
WARGA NEGARA RELIGIUS
warga negara relidius adalah warga negara yang senantiasa
memahami serta mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama yang dipeluk
dan di yakininya dalam konteks kehidupan sehari-hari .
Nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap
maupun perilaku yang di tampilkan oleh setiap warga negara,baik dalam hal :
1. Berhubungan
dengan Tuhan
2. Berhubungan
dengan sesama warga negara
3. Berhubungan
dengan lingkungannya
4. Berhubungan
dengan pemerintah negaranya
Pentingnya warga negara yang religius dan penuh toleran untuk di
wujudkan,mengingat fakta sosial bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang
beraneka ragam (plural society)
C. PENTINGNYA
SUATU TOLERANSI
prinsip atau pendirian orang
lain.Secara umum toleransi di bagi menjadi 2 yaitu;
1. Toleransi Agama adalah : toleransi yang
menyangkut keyakinan, yang berhubungan debgan aqidah.
2. Toleransi Sosial adalah : toleransi
yang menyangkut hubungan sosial masyarakat.(Daud Al,1988)
Perwujudan sikap toleran tersebut antara lain dapat di manifestsikan sebagai
berikut :
1. Bergaul atau berinteraksi dengan sesama
warga masyarakat dengan tidak menonjolkan perbedaan
agma,keturunan,bahasa,budaya,ras atu etnik.
2. Tidak melakukan tindakan yang
memprofokasi,seperti mengadu domba,rasa kedaerahan(primordialisme) yng sempit
maupun etnosentrisme,pelecehan ajaran agama tertentu.
3. Tidak mencampuradukkan ajaran- ajaran
agama yang satu dengan yang lainya.
V.
Penerapan
karakteristik warga negara yang bertanggung jawab
1. Dalam
lingkungan keluarga
a. Berbicara
dengan kata- kata yang baik
b. Menjaga nama
baik keluarga
c. Mengakui dan
menghormati pendPt orangtua dan kakak
2. Dalam
lingkungan sekolah
a. Mematuhi tata
tertib yang berlaku
b. Setiap warga
sekolah harus saling menghormati dan menghargai serta tanggungjawab terhadap
sekolah
3. Di lingkungan
masyarakat, bangsa dan negara
a. Rela berkorban
demi kepentingan umum
b. Mengakui dan
menghargai pendapat bersama yang dirumuskan dan disetujui dalam musyawarah
c. Mengakui dan
mengahrgai keberhasilan yang dicapai orang lain.
MODUL 12
PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
KEGIATAN
BELAJAR 1
KONSEP
DAN PRINSIP PENILAIAN PKn SD/MI
Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu
objek. Dalam penilaian ada 4 unsur pokok, yaitu:
- Objek
yang akan dinilai;
- Kriteria
sebagai tolok ukur;
- Data
tentang objek yang dinilai;
- Pertimbangan
keputusan (judgment).
Penilaian
lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran dan tes merupakan salah
satu alat bentuk dari pengukuran.
KEGIATAN
BELAJAR 2
BERBAGAI
ALAT PENILAIAN DALAM PKn SD/MI
Secara
terperinci tujuan penilaian kelas yaitu untuk memberikan:
1.
Informasi tentang kemajuan hasil belajar.
2.
Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan nelajar lebih lanjut.
3.
Informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa.
4.
Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan membantu pertumbuhannya secra
efektif.
5.
Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai minat,
keterampilan dan kemampuannya.
Prinsip-prinsip
penilaian kelas yaitu sebagai berikut:
- Valid;
- Mendidik;
- Beorientasi
pada kompetensi;
- Adil
dan objektif;
- Terbuka;
- Berkesinambungan;
- menyeluruh;
- bermakna.
Penilaian berbasis kelas pada mata pelajaran Pendidikan
Kearganegaraan, ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai meliputi 3
ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
A. Tes Tertulis
Penilaian
bentuk tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks.
Ada 2 jenis tes tertulis, yaitu:
1.
Tes tertulis uraian
a. Terbatas
b. Bebas terbuka
2.
Tes tertulis Objektif
a. Pilihan Ganda
b.Benar Salah
c. Menjodohkan
d.Isian singkat
Kriteria
tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat seperti berikut:
a.
Memiliki validitas yang tinggi,
b.
Memiliki reliabilitas yang tinggi,
c.
Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai,
d.
Tingkat kesukaran tes berdasarkan kelompok yang akan dites, kira-kira 30%
mudah, 50% mudah, 20% sukar,
e.
Mudah diadministrasikan,
f.
Memiliki norma atau patokan penafsiran data.
B. Tes Perbuatan (Perfomance
Treat)
Penilaian
tindakan yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepetingan mengumpulkan
berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dari
dalam diri siswa, alat yag digunakan adalah lembar pengamatan.
C. Tes Lisan
Digunakan
untuk menilai hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengungkapkan ide-ide dan
pendapat secara lisan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal
tes lisan:
1.
Buat format soal dengan beberapa kemungkinan jawaban serta bobot skornya.
2.
Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa orang siswa.
3.
Untuk memenuhi persyaratan parallel maka setiap format soal harus memiliki isi,
derajat kesukaran, dan waktu untuk menjawab yang sama.
D. Penilaian Non-Tes
1. Observasi
Bak
digunakan untuk menilai hasil belajar aspek psikomotor. Agar observasi lebih
efektif dan terarah hendaknya:
a.
Dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya;
b.
Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala atau lainnya;
c.
Pencatatan dilakukan selekas mungkin tanpa diketahui oleh siswa;
d.
Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan seluruhnya.
2. Kuesioner
Agar
teknik angket lebih efektif, hendaknya:
a.
Dilaksanakan dengan tujuan yang jelas;
b.
Isinya tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan;
c.
Behasanya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan siswa;
d.
Penarikan kesimpulan harus hati-hati.
3. Wawancara
Pada
wawancara informasi yang digali meliputi berbagai aspek yang menggambarkan
keadaan siswa saat itu.
4. Daftar
Cek
Daftar
aktivitas, sifat-sifat masalah dan jenis kesukaan. Dapat digunakan dalam
observasi, wawancara maupun angket. Kegunaannya untuk menyatakan ada atau
tidaknya suatu unsur, komponen, trait, karakteristik atau kejadian dalam suatu
peristiwa, tugas atau satu komponen yang kompleks.
5. Skala
Pilihan
Skala
pilihan hampir sama dengan daftar cek. Berupa pilhan ya atau tidak.
6. Studi
Kasus
Dilakasanakan
pada sekolah menengah yang mana dilakukan terhadap siswa yang berperilaku
ekstrim dan membutuhkan bantuan.
7. Portofolio
Suatu
penilaian yang bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan atau tugas.
Pertimbangan
dalam menentukan jenis alat penilaian (Wyan Wida, 1984:18), yaitu:
- Aspek
yang dinilai kognitif, afektif, dan psikomotor,
- Sifat
bahan yang akan kita sajikan,
- Besar
kecilnya kelompok yang akan diuji,
- Frekuensi
penggunaan alat latihan,
- Kesempatan
guru untuk koreksi.
KEGIATAN
BELAJAR 3
MODEL-MODEL
ALAT PENILAIAN PKn SD/MI
A. Pengembangan Alat
Penilaian Kelas Dalam PKn
Langkah-langkah
mengembangkan berbagai alat penilaian, meliputi:
1.
Menyusun spesifik tes
a. Menetukan kompetensi
dasar yang akan diukur
b. Menysusun kisi-kisi tes
2.
Menulis tes
3.
Menulis soal tes
4.
Menelaah tes
5.
Melakukan uji coba tes
6.
Menganalisis butir soal
7.
Memperbaiki soal tes
8.
Merakit tes
9.
Melaksanakan tes
10.
Menganalisis hasil tes
B. Model-Model Alat Penilaian
PKn SD/MI
1. Test
a.
Pilihan Ganda
b.
Bentuk Hubungan Antarhal
c.
Pilihan Ganda Kompleks
2. Non-test
a.
Model Penilaian Perbuatan
b.
Model Penilaian Skala Sikap
c.
Model Penilaian Daftar Cek
C. Model Penilaian Catatan
Anekdot
Yaitu
penialan berupa catatan-catatan kejadian khusus yang dapat dipergunakan untuk
melihat perkembangan individu atau kelompok siswa.
D. Model Penilaian Cocok
Yaitu
suatu daftar yang berisi pokok penilaian singkat, tetapi jelas.
E. Model Penilaian Skala
Bertingkat (Numerical Rating Scale)
Yaitu
alat penilaian non-test untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana
diharapkan muncul dalam diri siswa.
F. Model Penilaian
Sosiometri
Yaitu
suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang struktur hubungan sosial
anggota kelompok dalam suatu kelompok formal atau non-formal.
G. Model Penilaian Pedoman
Wawancara (Interview)
Yaitu
teknik penilian dengan cara mengumpulkan data akan kemajuan belajar siswa yang
akan dilakukan secara lisan.
H. Model Penilaian Daftar
Baik Buruk
Yaitu
penilaian terhadap suatu sikap dengan memberikan tanggapan baik atau buruk.
I. Model
Penilaian Daftar Tingkat Urutan
Yaitu
penilaian penialaian terhadap poin-poin yang akan diberi nilai tertentu dengan
mengurutkan pertanyaan terlebih dahulu kemudian menyertai alasan.
KEGIATAN
BELAJAR 4
PENGGUNAAN MODEL ALAT PENILAIAN PKn
BERBASIS PORTOFOLIO
Portofolio adalah suatu koleksi
pribadi hasil pekerjaan seorang siswa yang bersifat individual yang
menggambarkan taraf pencapaian. Kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan
terbaik siswa tersebut. Ciri dari koleksi ini dinamis, selalu bertumbuh dan
berubah. Konteks yang berkenaan dengan portofolio adalah:
1. Tujuan
a.
Hasil hakikat belajar:
b.
Fokus bukti
c.
Rentang waktu
d.
Hakikat bukti
2. Peran
Penilaian
a.
Pemantapan kembali pemahaman nilai
b.
Penilaian jati diri
c.
Penilaian formal
d.
Momentum dan media (umpan balik)
3. TUjuan
Penilaian Portofolio
a.
Menghargai perkembangan yang terjadi pada siswa
b.
Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa
c.
Mendokumentasikan proses pembelajaran
d.
Merefleksikan kesanggupan dan melakukan eksperimentasi
e.
Bertukar informasi
f.
Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif siswa
g.
Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
h.
Membantu siswa dalam merumuskan tujuan
4. Prinsip
Penilaian Portofolio
a.
Saling percaya
b.
Keberhasilan bersama
c.
Kepuasan
d.
Kesesuaian
e.
Proses dan hasil
5. Karakteristik
Penilaian Portofolio
a.
Multisumber (dari berbagai sumber)
b.
Authentic (dikembangkan dan disususn oleh siswa)
c.
Dinamis (terus berkembang dan dikembangkan)
d.
Eksplisit (kejelasan)
e.
Integrasi
f.
Kepemilikan
g.
Beragam tujuan
Adapun
kelebihan dan kelemahannya adalah:
1.
Kelebihan
a.
Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta sisik
b.
Memungkinkan pendidik menilai keterampilan peserta didik
c.
Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, atau sebaliknya
d.
Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di mana pendidik
harus membantu
e.
Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelekstual
f.
Menunjukkan prestasi pendidik harus membantu
g.
Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelekstual
h.
Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi siswa
2.
Kelemahan
a.
Memerlukan waktu yang lama
b.
Pendidikan harus tekun, sabar, dan terampil.
c.
Tidak ada criteria yang standar.
Pertimbangan
guru dalam melaksanakan penilaian portofolio, yaitu:
- Hargai
kepemilikan siswa terhadap hasil karyanya.
- Peserta
didik dan pendidik berkolaborasi dalam konteks kelas yang mendukung minat
peserta didik.
- Orang
tua juga terlibat dalam proses potofolio.
- Upayakan
ada kegiatan diskusi.
- Diskusikan
unsur-unsur lain yang mungkin ditampilkan dalam hasil karyanya.
- Hendaknya
peserta didik dibantu dalam menunjukkan hasil karyanya.
- Meminta
alasan peserta didik mengapa memilih hasil karyanya untuk ditunjukkan.
- Memperbarui
portofolio secara berkala.
Koleksi
data pada penilaian portofolio adalah sebagai berikut:
1.
Pengumpulan data oleh peserta didik, meliputi:
a.
Learning log (jurnal atau catatan pribadi)
b.
Pemetaan konsep
c.
Bermain peran
d.
Self-assessment (pastiripasi peserta didik)
2.
Pengumpulan data oleh pendidik, meliputi:
a.
Anecdotal notes (catatan kejadian spontan)
b.
Pemberian skor peta konsep
c.
Feedback (komentak atau umpan balik)
Perbedaan
tes dan portofolio adalah :
No
|
Tes
|
Portofolio
|
1.
|
Menilai
siswa berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas.
|
Menilai
siswa berdasarkan seluruh tugas dan hasil karya yang berkaitan dengan kinerja
yang dinilai.
|
2.
|
Yang
menilai hanya guru berdasarkan masukan yang terbatas.
|
Siswa
turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai
tugas dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
|
3.
|
Menilai
semua siswa dengan menggunakan satu kriteria.
|
Menilai
setiap sisswa berdasarkan pencapaian masing-masing.
|
4.
|
Proses
penilaian tidak kolaboratif.
|
Proses
penilaian kolaboratif.
|
5.
|
Penilaian
diri oleh siswa bukan merupakan sesuatu tujuan.
|
Siswa
menilai dirinya sendiri menjadi satu tujuan .
|
6.
|
Yang
dijadikan perhatian hanya pencapaian (produk).
|
Yang
dijadikan perhatian meliputi proses dalam bentuk usaha, kemajuan dan
pencapaian.
|
7.
|
Terpisah
antara kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajaran.
|
Terkait
erat kegiatan penilaian, pengajaran dan pembelajaran.
|
1.
Format penilaian portofolio
Format penilaian meliputi aspek-aspek apa saja yang dinilai
serta beberapa persen bobot nilai yang diberikan kepada setiap aspek.
2.
Pengamatan dan penilaian portofolio
Pengamatan
atau observasi dilakukan kepada siswa, terutama saat proses penyusunan
portofolio berlangsung, misalnya pada:
a.
Proses penyeleksian
b.
Proses penyususnan
1)
Koleksi
2)
Organisasi
3)
Refleksi
c. Proses akuntabilitas
d. Proses refleksi